INILAH.COM, Jakarta - Masyarakat mengutuk aksi teroris mengirimkan paket bom di tiga tempat di Jakarta, kemarin. Ada kekhawatiran bom ini hanya sasaran antara. Sasaran sesungguhnya adalah menghancurkan demokrasi dan pemerintahan saat ini.
Sepanjang Selasa (16/3), tercatat tiga paket bom buku disebar pelaku teror. Satu dikirimkan kepada tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdala di Utan Kayu, Kantor Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BNN Komjen Pol Gories Mere serta kediaman Ketua Pemuda Pancasila (PP) Yapto S Soeryosumarno di Ciganjur.
Pengamat terorisme Al Chaidar melihat, sasaran bom ke BNN dan Utan Kayu itu baru merupakan sasaran antara untuk ‘mengejutkan’ masyarakat dan negara. Sesungguhnya sasaran utama adalah demokrasi dan pemerintah yang dianggap teroris sudah tidak amanah.
“Meski ditulis nama Ulil dan Gorys Mere, bisa jadi itu sasaran antara, sebab sasaran utama adalah merobohkan demokrasi liberal dan negara, melalui efek kejut dan terror berupa uji coba dengan paket bom buku,” katanya.
Aktivis antikekerasan di Yogyakarta Alissa Wahid meminta pemerintah untuk tegas dalam penegakan hukum sehingga dapat menekan aksi kekerasan. Maraknya aksi kekerasan ini menurut Alissa diakibatkan lemahnya keamanan dan kepemimpinan nasional. Ia meminta Presiden SBY dan jajarannya bertindak tegas terhadap pelaku segala bentuk kekerasan.
Publik prihatin ketika sebuah paket buku yang ternyata berisi bom meledak di Kantor Berita Radio 68H, Utan Kayu, Matraman Jakarta Timur, Selasa (15/3/2011) pukul 16.05. Teror bom dialamatkan ke Ulil Abshar Abdallah, pemimpin Komunitas Utan Kayu, di Kantor Berita Radio 68 H (KBR68H).
Bom serupa juga dikirim ke Gorys Mere di BNN. Namun, paket bom serupa yang diterima BNN, tidak menimbulkan korban dan berhasil dijinakkan.
Pelaku pengiriman paket bom itu membutuhkan keahlian khusus. Paket itu begitu rapi sehingga diyakini punya keahlian. Ada yang mengantar, ada yang merakit. Ada juga yang membungkus menjadi paket.
“Ini semua membutuhkan perencanaan, jam berapa kamu antar, caranya mengantar bagaimana dan sebagainya,” ujar Ansyaad Mbai, Mantan Kepala Desk Antiteror di Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pola pengiriman bom secara personal ini telah menjadi tren internasional. Ini pun menjelaskan, kasus serupa pernah terjadi di Inggris, Italia dan Amerika. Kantor Kanselir Jerman Angela Merkel pun pernah dikirimi paket bom. [mdr]
0 komentar:
Posting Komentar
Assalamualaikum,,,,
Salam ukhuwah buat semua rekan-rekan yang mengunjungi kami...
Silahkan berikan komentar, saran, kritik, ide, apapun (asal positif dan membangun) pada kami boleh langsung kesini maupun ke email kami di pkslangensari@gmail.com . Syukron untuk sapaan semua rekan-rekan...
Salam hangat dari kami...
-DPC PKS Langensari-