Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt. Kita ucapkan
shalawat dan salam untuk junjungan kita Nabi Muhammad, juga untuk
segenap keluarga dan sahabatnya, serta siapa saja yang menyerukan
dakwahnya hingga hari kiamat.
Amma ba'du. Wahai Ikhwan yang mulia, saya sampaikan salam
penghormatan Islam, salam penghormatan dari sisi Allah yang baik
dan diberkati: assalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Kita memohon kepada Allah swt. agar menjadikan kita semua
bertemu karena-Nya, tolong menolong dalam melaksanakan kebajikan
dan ketaqwaan, berlomba-lomba dalam mencintai-Nya dan mencintai
Rasul-Nya saw., serta beribadah kepada-Nya dengan aqidah yang
mantap, yang tidak goyah dan berubah.
Ikhwan sekalian, umat Islam ini, yang pernah mengalami kejayaan
cemerlang, sesungguhnya kejayaan yang diraihnya itu tidak lain berkat
kekuatan iman, kekokohan persatuan, kekompakan jiwa, dan kecintaannya
yang mendalam, yang telah merasuk ke relung hatinya di jalan
Allah, bukan lantaran sebab atau tujuan tertentu. Inilah cinta yang
telah memadukan hati dan menyatukan perasaan, sehingga menjadikan
kabilah-kabilah Islam yang bermacam-macam itu menjadi satu hati,
satu kaki, dan satu peraturan.
Itulah rahasia kemenangan mereka yang pertama, wahai Akhi. Itu
pulalah yang akan menjadi rahasia kemenangan mereka yang terakhir,
dengan izin Allah. Percayalah kepada saya, bahwa setiap kali saya berdiri
di hadapan Anda pada setiap pekan, saya menghirup perasaan yang
memenuhi jiwa dan meluap ke seluruh aspek kejiwaan. Kita memohon
kepada Allah swt. agar menjadikan kejayaan Islam terwujud melalui
tangan kalian, setelah sebelumnya kejayaan tersebut diwujudkannya
melalui tangan para salaf pendahulu Anda, bukan lantaran jumlah yang
banyak atau ilmu yang luas, tetapi berkat kekuatan iman yang telah
diciptakan Allah swt. pada hati siapa saja di antara hamba-hamba-Nya
yang Dia kehendaki.
Ikhwan sekalian, saya ingin menyampaikan satu kajian singkat
tentang sirah Rasulullah saw, sejak beliau dilahirkan hingga diutus
sebagai nabi. Saya akan menyampaikan periode pertama kehidupan
Rasulullah saw, ketika beliau masih berstatus sebagai manusia biasa,
belum melaksanakan tugas dakwah agung yang dengannya Allah memuliakan
beliau, tanggung jawabnya dibebankan kepada beliau, dan
dengannya beliau dilebihkan oleh Allah di atas semua manusia.
Saya tidak akan bercerita kepada Anda tentang seluruh peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan Nabi saw. selama periode tersebut, karena
kita memang tidak akan mengupas sejarah secara mendetail dari satu
peristiwa ke peristiwa lain. Itu akan memerlukan waktu yang panjang.
Tetapi kita akan langsung menuju aspek-aspek menonjol yang bisa kita
ambil pelajarannya untuk kehidupan dan kebangkitan kita. Kajian ini
akan mendorong kita untuk mencari keterangan tentang poin-poin
utama dalam kehidupan Rasul saw. ketika itu, yaitu yang ada pada masa
kelahiran beliau atau sebelumnya.
Jika Anda memperhatikan periode ini, Anda mendapati bahwa
seluruh dunia pada masa itu membutuhkan risalah dan lelaki yang
dinantikan ini, khususnya ketika kegersangan ruhani, pemikiran, dan
agama meliputi seluruh dunia.
Keadaan manusia ketika itu, baik para penganut agama Yahudi,
Kristen, maupun penyembah berhala seperti orang-orang Persi dan Arab,
menganut agama-agama yang semrawut. Orang-orang Persia menyembah
api, sedangkan di kalangan mereka telah tumbuh paham-paham
yang keliru. Seluruh bangsa Arab menyembah batu-batu yang telah
mereka sematkan padanya sifat-sifat ketuhanan. Bangsa Romawi
membawa bendera agama Masehi (Kristen). Sedangkan bangsa Yahudi
terbagi menjadi beberapa kelompok kecil yang tersebar di kabilahkabilah
Arab dengan membawa agama dan keyakinan mereka.
Agama-agama tersebut keadaannya tidak stabil. Agama Kristen
yang dianut oleh orang-orang Romawi dikacaukan oleh perselisihanperselisihan
dan sekte-sekte yang menyempal dari agama Kristen kala
itu, yang satu menyalahkan, bahkan memerangi yang lain, sehingga
memecah persatuan mereka dan kebencian di antara mereka sangat
keras. Negara kadang-kadang membela satu sekte, dan pada waktu
yang lain membela sekte yang lain. Jadi, keyakinan tersebut tidak tertanam
kuat di dalam jiwa manusia.
Demikian halnya agama Yahudi. Ia tidak mempunyai satu pemikiran
yang universal, tetapi terbagi menjadi beberapa kabilah kecil dan lemah.
Perselisihan antara sekte-sekte tersebut dengan sekte-sekte Kristen juga
sangat nyata. Adapun bangsa Arab, di antara mereka ada yang tidak
percaya kepada berhala-berhala ini kecuali ketika meminta pertolongan
kepadanya untuk meraih ambisi-ambisi mereka. Tetapi ketika bertentangan
dengan keinginan dan kebiasaan mereka, maka mereka tidak
mau tunduk dan percaya kepadanya. Orang-orang semacam itu banyak
di kalangan mereka. Ada di antara mereka yang mencemoohkan berhala
dan sama sekali tidak mempercayainya. Di antara mereka ada yang
menyembah dan beriman kepadanya dengan keimanan yang menyebabkan
mereka sesat dan buta, dengan meyakini bahwa ia bisa mendekatkan
mereka kepada Allah. Jadi keyakinan kepada berhala ini
merupakan keyakinan warisan tradisi yang pada hakikatnya tidak
berakar dalam jiwa mereka.
Demikianlah, Ikhwan sekalian, kehidupan spiritual di masa itu
dalam keadaan kacau, guncang, dan tidak stabil, baik di kalangan bangsa
Persia, penganut agama Kristen, agama Yahudi, maupun di kalangan
bangsa Arab. Keadaan ini berlangsung cukup lama, sampai-sampai di
tengah-tengah manusia tersebar kasak-kusuk tentang kedatangan Rasulullah
saw. dan bahwa beliau akan diutus untuk seluruh umat manusia.
Orang-orang Yahudi dan Kristen berharap kiranya nabi tersebut datang
dari kalangan mereka. Sedangkan orang-orang Arab pun menyangka
bahwa beliau akan datang dari kalangan mereka, sampai-sampai Umayah
bin Abi Shalt berharap bahwa dirinya adalah nabi yang dinantikan
itu.
Pemikiran ini, Ikhwan sekalian, menjadikan banyak orang ber-harap
akan datangnya agama dan risalah baru. Anehnya, ketika Nabi saw.
datang kepada para pendeta Yahudi, mereka kafir kepada beliau lantaran
dengki dan iri. Anehnya pula, Umayah bin Abi Shalt menyombongkan
diri sehingga enggan beriman kepada beliau. Ia berkata, "Aku tidak
akan beriman kepada nabi selain dari Tsaqif." Setelah itu ia hidup berpindah-
pindah dari satu kabilah ke kabilah lain di lingkungan sukusuku
Arab. Kemudian ia kembali dan ingin masuk Islam. Saat itu ia
berlalu di hadapan para korban perang Badr. Ia diberitahu bahwa di
antara korban adalah Walid bin Mughirah dan Uqbah bin Rabi'ah. Ia
berkata, "Tidak ada gunanya hidup setelah mereka tiada." Kemudian
ia kembali sebelum masuk Islam, dan mati di luar agama Allah. "Maka
setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka
lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang
ingkar itu." (Al-Baqarah: 89)
Ikhwan sekalian, kembali kita melihat bahwa dunia sedang membutuhkan
kedatangan risalah Muhammad. Ketika Rasul saw. datang
dan menghadapi kehidupan baru ini, Allah swt. telah menyiapkan pernildran-
pemikiran dan suasana-suasana ruhani untuk beliau, sehingga
dunia menyambut kedatangan Nabi mulia ini dengan sambutan yang
baik. Peristiwa paling penting yang dijumpai oleh Nabi saw. pada awalawal
kehidupannya adalah, bahwa beliau kehilangan keluarganya satu
per satu. Ketika akan lahir ke dunia, ayahanda beliau telah mendahului
berpulang ke akhirat. Ketika menginjak usia enam tahun, ibunda beliau
menyusul kepergian ayahanda. Selang dua tahun kemudian, kakek beliau
pun menyusul keduanya. Akhirnya beliau diasuh oleh pamannya, Abu
Thalib.
Ikhwan sekalian, di sini terkandung hakikat kemuliaan bagi Nabi
saw. Allah telah menghendaki agar Nabi-Nya saw. tumbuh dalam asuhan
dan pengawasan-Nya, bukan di dalam asuhan dan pengawasan manusia.
Orang-orang yang melihat kehidupan fisik beliau, berpendapat bahwa
pendidikan beliau dalam keadaan demikian merupakan pertumbuhan
yang bebas, yang langsung berhadapan dengan kehidupan nyata. Allah
swt. hendak memberikan beban kepada beliau semenjak awal kehidupan
beliau hingga menjadi laki-laki sempurna, sehingga beliau tidak
mudah putus asa menghadapi penderitaan-penderitaan yang dialami
dalam kehidupan.
Nabi saw. menyaksikan peristiwa-peristiwa yang mempunyai
pengaruh nyata dalam kehidupan beliau. Di antaranya adalah kepergian
beliau ke Syam, tempat beliau melihat cakrawala yang lebih luas
daripada cakrawala Makkah. Beliau mendengar pengajaran dari para
pendeta. Tidak diragukan bahwa perjalanan ini mempunyai pengaruh
nyata dalam diri beliau. Pengetahuan beliau mengenai daerah-daerah
dan tipe-tipe manusia semakin bertambah. Ini merupakan wawasan
pelengkap bagi beliau dan tidak ada sesuatu yang menyempurnakan
wawasan seseorang seperti safar dan rihlah.
Peristiwa lain, Ikhwan sekalian, adalah bahwa beliau menghadiri
perang Fijar yang terjadi antara suku Quraisy dan suku Hawazin. Beliau
merasakan panasnya api peperangan ini bersama paman-paman beliau.
Beliau mengikuti perang ini dari awal hingga akhir dan beliau ikut serta
memanah bersama mereka. Diriwayatkan bahwa beliau saw. bersabda,
a s s t
f 3 * s 0 . s 3 s s , O s
0 s 0 & s s 3 s ^ s
° » t
"Aku pernah menghadiri perang Fijar bersama paman-pamanku.
Di situ aku ikut membidikkan anak panah."
Ini merupakan latihan dasar bagi beliau dalam rangka menghadapi
perjuangan bersama masyarakat di masa datang dalam kehidupannya.
Selain itu, beliau juga hadir dalam Hilful Fudhul, sebuah perjanjian
yang disepakati oleh orang-orang Quraisy yang menyatakan bahwa
mereka akan membela orang yang aazhalimi sekalipun tidak ada orang
yang mengajak mereka untuk itu, baik kezhaliman itu terjadi di Makkah
maupun di luar Makkah.
Diriwayatkan bahwa seseorang singgah di Makkah bersama anak
gadisnya yang cantik. Tiba-tiba anak gadisnya itu diambil oleh salah
seorang tokoh elit Quraisy. Maka orang itu berdiri sambil berteriak,
"Wahai yang menandatangani Hilful Fudhul, tolonglah!" Belum selesai
orang itu berteriak, orang-orang yang menandatangani Hilful Fudhul
berlompatan dengan membawa pedang mereka. Mereka mengatakan,
"Labaik, labaik!" Kemudian mereka berdiri di pintu rumah tokoh elit
Quraisy tersebut. Mereka berkata, "Keluarkan gadis itu, kalau tidak,
kami akan membunuh kalian." Maka ia pun mengeluarkannya.
Diriwayatkan pula bahwa 'Ash bin Wail As-Sahmi menunda-nunda
pembayaran utangnya kepada seseorang. Setelah orang itu merasa
kepayahan dan berputus asa terhadap urusan ini, ia berdiri di atas bukit
Abu Qubais. Ia meminta pertolongan dengan menyebut perjanjian Hilful
Fudhul. Kemudian para penandatangan perjanjian tersebut berkumpul
di rumah Ash bin Wail. Mereka tidak meninggalkannya sampai ia
melunasi utangnya kepada orang itu.
Diriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda mengenai Hilful Fudhul,
f ' ' O , > " s O * 0 }
^ 0 / f O * 9 Q t & \ '
t i O y
■ rV>t_w^l ^ AJ C~^0 J JJ 3j.LftL*J I LiU- Oifi
"Saya menyaksikan sebuah perjanjian di masa jahiliah, andaikata
saya diundang untuk mengadakannya di masa Islam, niscaya saya akan
memenuhi undangan itu. "
Wahai Akhi, peristiwa ini mempunyai kesan pada diri Rasulullah
saw, sampai-sampai beliau memujinya di masa Islam.
Kemudian, datanglah peristiwa pembangunan Ka'bah, yang orangorang
Quraisy mempercayai beliau saw. untuk memutuskan perselisihan
di antara mereka. Pada hakikatnya, ini merupakan akad penyerahan
kepemimpinan kepada Rasulullah saw, sekalipun dalam bentuk yang
tidak langsung. Pertumbuhan beliau saw. semenjak dilahirkan hingga
diutus sebagai Nabi, mempunyai beberapa keistimewaan yang menonjol.
Di sana beliau menjumpai banyak kesulitan, maka kehidupan beliau
bukanlah kehidupan yang santai dan mudah, melainkan sebuah kehidupan
yang keras. Di sana beliau memikul beratnya menghadapi kehidupan
secara langsung, tanpa kelembutan, kesenangan, apalagi kesantaian.
Beliau saw. menghadapi ini semua dengan sabar dan tabah. Itulah
"pendidikan tinggi" yang dikehendaki oleh Allah swt. atas beliau. Itulah
kehi-dupan istimewa, yang tak hanya berkutat pada permasalahanpermasalahan
sepele. Beliau tidak pernah bersujud kepada berhala,
tidak pernah minum khamr, tidak pernah bermain-main sebagaimana
anak-anak yang lain. Beliau tidak melakukan hal-hal sia-sia sebagaimana
umumnya mereka. Beliau saw. adalah pribadi yang bersih, terhindar
dari perkara-perkara sepele, dan hanya melakukan akhlak-akhlak mulia
dan perilaku-perilaku baik saja, sehingga masyarakat menyebut beliau
dengan julukan Al-Amin (yang dapat dipercaya).
Demikianlah Allah merriilih para rasul-Nya dan memilih siapa saja
di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. "Allah lebih mengetahui
di mana Dia menempatkan tugas kerasulan." (A.l~A.n'am: 124)
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Sayidina
Muhammad, juga kepada segenap keluarga dan sahabatnya.
Selasa, 05 April 2011
ALLAH LEBIH MENGETAHUI DI MANA DIA MENEMPATKAN TUGAS KERASULAN
Para Pengemban Amanah

0 komentar:
Posting Komentar
Assalamualaikum,,,,
Salam ukhuwah buat semua rekan-rekan yang mengunjungi kami...
Silahkan berikan komentar, saran, kritik, ide, apapun (asal positif dan membangun) pada kami boleh langsung kesini maupun ke email kami di pkslangensari@gmail.com . Syukron untuk sapaan semua rekan-rekan...
Salam hangat dari kami...
-DPC PKS Langensari-