Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt. Kita ucapkan
shalawat dan salam untuk junjungan kita Nabi Muhammad, juga untuk
segenap keluarga dan sahabatnya, serta siapa saja yang menyerukan
dakwahnya hingga hari kiamat.
A.mma ba'du. Assalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Ikhwan sekalian, kajian kita telah sampai pada firman Allah swt.,
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah
kamu kepada Adam!' maka bersujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan
dan takabur, dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir,"
(Al-Baqarah: 34) hingga akhir ayat, sampai pada firman Allah, "Mereka
kekal di dalamnya." (Al-Baqarah: 39) Saya sudah mengatakan bahwa
ada beberapa jenis makhluk: ada malaikat, jin, dan manusia. Malaikat
adalah salah satu makhluk Allah swt. yang mempunyai bentuk-bentuk
mulia seperti manusia dan sebagainya, yang tidak pernah keluar dari
ketaatan kepada Allah dan tidak pernah bermaksiat. Sebagian ulama
mengatakan, "Mereka makhluk dari cahaya." Pendapat ini sulit dicari
dalilnya. Yang benar, semacam apakah makhluk ini, hanya Allah yang
mengetahuinya.
Allah swt. telah menyerahkan tugas-tugas kepada mereka. Di antara
mereka ada yang menjadi utusan yang menghubungkan antara Allah
dan para rasul-Nya, ada penjaga neraka Jahanam, ada yang mengurus
masalah-masalah yang berkaitan dengan kematian, dan ada yang menjaga
manusia serta menulis amalnya. Banyak lagi tugas-tugas lainnya.
Jin juga makhluk yang hakikatnya hanya diketahui oleh Allah.
Mereka mendapat beban untuk melaksanakan hukum-hukum dan
mengikuti para rasul, sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-
Jin: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur'an yang menakjubkan.
(Yaitu) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami
beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan
seorang pun dengan Tuhan kami." (Al-Jin: 1-2) sampai firman Allah,
"Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada
(pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang
taat maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun
orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka
menjadi kayu api neraka Jahanam." (Al-jin: 14-15)
Ikhwan sekalian, dengan demikian kita mengetahui bahwa mereka
terkena perintah yang berkaitan dengan cabang-cabang syariah.
Adapun manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah swt. dari
tanah liat kering dan di dalam dirinya Allah telah menyimpan berbagai
rahasia-Nya. Manusia pertama yang diciptakan Allah adalah Adam as.
Dari Adam inilah Hawa diciptakan. Dari keduanyalah seluruh anak
turun manusia berasal. "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada
Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, dan
darinya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak." (An-Nisa': 1)
Ini bukan hakikat mutlak yang harus dipahami, bahwa Hawa
diciptakan dari tulang rusuk Adam. Adapun riwayat yang menyatakan
bahwa wanita tercipta dari tulang rusuk yang bengkok bukanlah berarti
bahwa wanita benar-benar diciptakan dari tulang rusuk itu, melainkan
diciptakan seperti keadaan tulang rusuk yang bengkok, tidak lurus.
Jika Anda meluruskannya, ia akan patah dan jika Anda membiarkannya,
maka ia akan tetap pada kebengkokannya.
Adapun perkataan orang yang menyebutkan bahwa laki-laki mempunyai
duapuluh tiga tulang rusuk sedangkan wanita memiliki duapuluh
empat tulang rusuk, bukanlah perkataan yang benar.
Ikhwan sekalian, hubungan manusia dengan para malaikat diungkapkan
oleh ayat-ayat yang menjelaskan keistimewaan makhluk jenis
ini. Karakter istimewa yang dimiliki oleh para malaikat adalah bahwa
mereka, "Hamba-hamba yang dimuliakan." "...Yang tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya dan mengerjakan apa yang
diperintahkan."(At-Tabrim: 6)
Keistimewaan yang dimiliki oleh manusia adalah bahwa ia diberi
keinginan dan kemampuan untuk mengetahui dan menyingkap hal-hal
yang semula tidak diketahui, serta mengenal masalah-masalah yang
masih samar melalui penelitian. Adapun ilmu yang dimiliki oleh para
malaikat adalah pemberian dari sisi Allah yang Mahabijaksana lagi Maha
Mengetahui. Ia tidak mempunyai tugas untuk mencari ilmu sebagaimana
manusia. Sedangkan manusia hanya diajari prinsip-prinsip yang
bisa mengantarkannya kepada ilmu, pengetahuan, dan penelitian.
Keistimewaan jin adalah sifat membangkang, maksiat, iri, dan
dengki. Jin yang pertama kali adalah iblis yang diperintah Allah swt.
untuk bersujud kepada Adam, tetapi ia enggan, sombong, dan termasuk
dalam golongan orang-orang kafir.
Hubungan manusia dan jin adalah hubungan permusuhan. Telah
ditegaskan terjadinya permusuhan antara Iblis dan Adam serta cucucucunya.
"Iblis menjawab, 'Karena Engkau telah menghukum saya tersesat,
maka saya benar-benar akan (manghalang-halangi) mereka dari
jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka,
dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (taat).'" (Al-A'raf: 16-17) "...Dan saya
akan menyuruh mereka memotong (telinga-telinga binatang ternak),
lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan saya suruh mereka
(mengubah ciptaan Allah) lalu benar-benar mereka mengubahnya." (An-
Nisa': 119)
Allah telah mengingatkan Adam dan Hawa agar waspada dan jangan
sampai terperosok dalam perangkap-perangkap setan. "Maka kami
berkata, 'Hai Adam, sesungguhnya ini (Iblis) adalah musuh bagimu
dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan
kamu berdua dari surga yang menyebabkan kamu menjadi celaka."
(Tbaha: 117) Tetapi Iblis memanfaatkan kebaikan hati Adam yang menjadikannya
patuh kepada perintah Tuhannya. "Maka setan membujuk
keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya
telah merasakan buah kayu itu, tampaklah bagi keduanya auratauratnya,
dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga.
Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, 'Bukankah Aku telah
melarang kalian berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepada
kalian, 'Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian
berdua?'"(Al-A 'rafi 22) Akhirnya Allah mengeluarkannya dari surga
dan mengujinya dengan ini. Kemudian Allah mengilhamkan kalimatkalimat
untuk sekedar diucapkan. "Keduanya berkata, ^a Tuhan kami,
kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak
mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami
termasuk orang-orang yang merugi." (Al-A'raf: 23) Maka Allah swt.
menerima taubatnya. "Kemudian Adam menerima beberapa kalimat
dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah
Maha Pene-rima taubat lagi Maha Penyayang." (Al-Baqarah: 37)
Ikhwan sekalian, ada sebuah kisah isdmewa bahwa setan pada hari
kiamat nanti berkhotbah di hadapan para penduduk neraka di atas
mimbar dari api. Ia berkata, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan
kepada kalian janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepada
kalian tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali ddak ada kekuasaan bagiku
terhadap kalian, melainkan sekedar aku menyeru kalian lalu kalian
mematuhi seruanku, oleh sebab itu, janganlah kalian mencerca aku,
akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat
menolong kalian dan kalian sekali-kali tidak dapat pula menolongku.
Sesungguhnya Aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan
aku (dengan Allah) sejak dahulu." (Ibrahim: 22) Ia meninggalkan
pengikut-pengikut yang dulu membantunya. "(Bujukan orang-orang
munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada
manu-sia, 'Kafirlah kalian!' maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata,
'Sesungguhnya aku berlepas diri dari kalian karena sesungguhnya
aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.'" (Al-Hasyr: 16)
Ikhwan sekalian, adapun mengenai jamiah yang darinya Adam dikeluarkan,
maka para ulama berbeda pendapat mengenai hakikatnya.
Apakah ia jannatul khuldi (surga abadi) ataukah jannatud dunya (kebun
dunia)? Sebagian mereka mengatakan, "Sesungguhnya ia adalah salah
satu kebun yang ada di dunia." Arti jannah di sini adalah kebun sebagaimana
dalam firman Allah swt., "Sesungguhnya Kami telah menguji
mereka (musyrikin Makkah) sebagaimana kami telah menguji pemilikpemilik
kebun (jannah)." (Al-Oalam: 17) Juga sebagaimana dalam firman
Allah swt., "Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu
memasuki kebun (jannah)mu 'Masya Allah' (sungguh atas kehendak
Allah)'." (Al-Kahfi: 39) Sebagian lain berpendapat bahwa jannah
tersebut adalah surga abadi, yaitu yang akan diberikan sebagai balasan
bagi orang-orang beriman. Alasan mereka adalah bahwa Al-Qur'an
sering menggunakan kata ini untuk menyebut surga akhirat. "Maka
sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kalian berdua dari surga
yang menyebabkan kalian menjadi celaka. Sesungguhnya kalian tidak
akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. Dan sesungguhnya
kalian tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa
panas matahari di dalamnya." (Thaha: 117-119) Sifat-sifat seperti ini
merupakan karakter dari surga akhirat. Maksud yang tidak memerlukan
interpretasi itu lebih baik untuk dipakai daripada yang memerlukan
interpretasi.
Orang-orang yang memegang pendapat pertama mengatakan, "Di
surga tidak ada beban kewajiban, sedangkan surga ini (dalam kisah
Adam, edt) tidak demikian. Salah satu sifatnya yang lain adalah barangsiapa
telah memasukinya, ia tidak akan keluar darinya, sedangkan Adam
dikeluarkan darinya. Selain itu, surga tidak bisa dimasuki oleh Iblis,
sedangkan surga ini dimasuki oleh Iblis." Bagaimanapun, ini semua
adalah pendapat yang bisa jadi itulah yang dimaksudkan oleh Al-Qur'an.
Ikhwan sekalian, adapun mengenai kemaksiatan Adam, maka
dikatakan, bahwa kemaksiatan ini terjadi sebelum adanya taklif (pembebanan
kewajiban) atau sesudahnya. Selain itu, ia tidak dikatakan
bermaksiat, karena ia melakukannya dengan tidak sengaja tetapi karena
lupa. Hukuman yang ditimpakan kepadanya termasuk dalam kategori
kebaikan orang-orang yang baik dan keburukan orang-orang yang didekatkan
kepada Allah. Karena itu Allah berfirman, "Tuhannya memilihnya
maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk." (Thaha: 122)
Adapun kisah yang diriwayatkan, yang menyatakan bahwa setan
masuk ke dalam perut ular agar bisa mendekati Adam, ini merupakan
riwayat yang tidak mempunyai nilai sama sekali. Karena riwayat ini
tidak terdapat dalam Al-Qur'an maupun As-Sunah. Hubungan antara
setan dan manusia adalah hubungan nonfisik, sebagaimana hubungan
antara cahaya dengan apa yang disinarinya. Setan bisa melakukan
godaan-godaannya melalui hubungan semacam ini. "Sesungguhnya setan
itu berjalan pada diri anak Adam sebagaimana perjalanan darah, "
sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw.
Jika Anda membaca ayat-ayat dan merenungkan kandungannya,
niscaya Anda dapati bahwa masing-masing dari ketiga makhluk ini
mempunyai keistimewaan. Firman Allah swt., "Dan Dia mengajarkan
kepada Adam nama-nama (benda)" (Al-Baqarah: 31) menunjukkan
keistimewaan manusia dengan ilmunya.
Firman Allah, "Mereka berkata, 'Mahasuci Engkau tidak ada yang
kami ketahui selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami." (Al-
Baqarah: 32) menunjukkan "keistimewaan" malaikat dengan ilmu yang
diberi langsung oleh Allah.
Sedangkan firman Allah, "Kecuali Iblis, dia enggan dan takabbur,
dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (Al-Baqarah:
34) menunjukkan "keistimewaan" jin yang senang membangkang,
dengki, dan iri.
Dalam firman Allah swt., "Dan janganlah kamu dekati pohon ini"
(Al-Baqarah: 35) dimulailah proses penghalalan dan pengharaman
sehingga Allah mengetahui —sedangkan Dia Maha Mengetahui—
siapakah yang melanggar perintah-Nya dan siapakah yang menaatinya.
"Supaya Dia menguji siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya."
(Al-Mulk: 2, Hud: 7)
Ikhwan sekalian, ada pendapat yang berkembang di kalangan para
penganut tasawuf mengenai taubat. Mereka mengatakan bahwa sumber
taubat adalah dari Allah, sedangkan taubat pada manusia hanya merupakan
indikasi lahir saja. Seorang hamba bertaubat dikarenakan Allah
mengarahkan taubat itu kepadanya. "Maka kelak Allah akan mendatangkan
suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun
mtncmt2i-Ny&." (Al-Maidah: 54) "Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan
(penerimaan taubat) mereka, hingga apa-bila bumi telah menjadi
sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah
sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa
tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja.
Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam
taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah yang Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang."(At-Taubah: 11 S)
Ikhwan sekalian, hendaklah Anda masing-masing menguji dirinya
sendiri. Hendaklah ia berusaha mengetahui kedudukannya di sisi Allah
swt. Jika Anda merasakan banyak penyesalan terhadap berbagai perbuatan
jahat yang Anda lakukan, maka ketahuilah bahwa itu terjadi
karena kedekatan kedudukan Anda dengan Allah swt.. Jika melihat
ketidakpedulian di dalam diri Anda, maka ketahuilah bahwa itu disebabkan
oleh jauhnya Anda dari-Nya.
Wahai Akhi, hendaklah memohon taubat kepada Allah dengan tidak
henti-henti dan memohon kepada Allah agar mengaruniakan kelestarian
taufiq. Amin.
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Sayidina
Muhammad, juga kepada segenap keluarga dan sahabatnya.
Selasa, 05 April 2011
ALLAH MENERIMA TAUBAT DAN MEMBERI PETUNJUK
Para Pengemban Amanah

0 komentar:
Posting Komentar
Assalamualaikum,,,,
Salam ukhuwah buat semua rekan-rekan yang mengunjungi kami...
Silahkan berikan komentar, saran, kritik, ide, apapun (asal positif dan membangun) pada kami boleh langsung kesini maupun ke email kami di pkslangensari@gmail.com . Syukron untuk sapaan semua rekan-rekan...
Salam hangat dari kami...
-DPC PKS Langensari-